Tinta malam ini.
CINTA DI DALAM TIN.
.
.
Cinta itu bukan untuk di pandang. Bukan juga untuk di dengar. Tapi cinta itu untuk di nikmati. Bagaimana ia di nikmati itu pula jadi persoalan. Cinta itu umpama sardin dalam tin. Ia bisa di dapati dimana-mana. Di gedung-gedung mewah hingga ke kedai kedai kecil di kampung. Tapi ketika tin sardin itu dalam gengaman, timbul persoalan, bagaimana ingin menikmati isinya. Jika hanya di pegang atau hanya di letak di rak dapur, pasti ia akan usang di situ tanpa memberi apa-apa makna untuk kita.
.
Begitu juga cinta. Bukan hanya surat sepanjang masa, bukan untuk hanya di lihat. Bukan juga untuk didengar suaranya di telefon, api adalah sesuatu yang harus di nikmati. Aku ulang lagi, ia seharusnya di nikmati.
.
Menikmati cinta itu umpama juga menikmati sardin. Untuk menikmati sardin perlu tahu bagaimana untuk membukanya. Jika membuka sardin, harus hati-hati agar cinta tidak sakit, kita juga tidak terluka. Kemudian apabila berjaya membuka sardin tadi, harus juga tahu bagaimana cara untk menjamahnya. Ia bisa di dijamah begitu sahaja dari tin, ia juga bisa di campur dengan bahan-bahan lain untuk dimasak, baru di jamah lahap. Boleh di jamah di atas meja, di kedai, di rumah juga di tepi-tepi jalan.
.
Tapi aku terlupa hal yang penting, untuk menikmati sardin pastikan ia sardin yang sudah di beli. Jangan sardin curi. Cinta juga begitu, pastikan sudah di nikahi. Barulah boleh nak buka buka. Tapi biasanya, rasa srdin curi itu juga sedap, tinggal persoalan dosa dan pahala.
.
Renung renungkan.
CINTA DI DALAM TIN.
.
.
Cinta itu bukan untuk di pandang. Bukan juga untuk di dengar. Tapi cinta itu untuk di nikmati. Bagaimana ia di nikmati itu pula jadi persoalan. Cinta itu umpama sardin dalam tin. Ia bisa di dapati dimana-mana. Di gedung-gedung mewah hingga ke kedai kedai kecil di kampung. Tapi ketika tin sardin itu dalam gengaman, timbul persoalan, bagaimana ingin menikmati isinya. Jika hanya di pegang atau hanya di letak di rak dapur, pasti ia akan usang di situ tanpa memberi apa-apa makna untuk kita.
.
Begitu juga cinta. Bukan hanya surat sepanjang masa, bukan untuk hanya di lihat. Bukan juga untuk didengar suaranya di telefon, api adalah sesuatu yang harus di nikmati. Aku ulang lagi, ia seharusnya di nikmati.
.
Menikmati cinta itu umpama juga menikmati sardin. Untuk menikmati sardin perlu tahu bagaimana untuk membukanya. Jika membuka sardin, harus hati-hati agar cinta tidak sakit, kita juga tidak terluka. Kemudian apabila berjaya membuka sardin tadi, harus juga tahu bagaimana cara untk menjamahnya. Ia bisa di dijamah begitu sahaja dari tin, ia juga bisa di campur dengan bahan-bahan lain untuk dimasak, baru di jamah lahap. Boleh di jamah di atas meja, di kedai, di rumah juga di tepi-tepi jalan.
.
Tapi aku terlupa hal yang penting, untuk menikmati sardin pastikan ia sardin yang sudah di beli. Jangan sardin curi. Cinta juga begitu, pastikan sudah di nikahi. Barulah boleh nak buka buka. Tapi biasanya, rasa srdin curi itu juga sedap, tinggal persoalan dosa dan pahala.
.
Renung renungkan.






No comments:
Post a Comment